Profil Desa Jatisawit

Ketahui informasi secara rinci Desa Jatisawit mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Jatisawit

Tentang Kami

Jatisawit, desa terpadat di Kecamatan Bumiayu, merupakan pusat layanan kesehatan dan pendidikan vital di Brebes selatan. Dengan potensi ekonomi dari jasa, perdagangan, dan pertanian, desa ini memadukan dinamika modern dengan inisiatif budaya yang kuat.

  • Pusat Layanan Regional

    Jatisawit bukan sekadar desa, melainkan sebuah hub vital bagi kawasan sekitarnya, yang dibuktikan dengan keberadaan beberapa rumah sakit besar dan fasilitas pendidikan dasar yang lengkap

  • Kepadatan dan Dinamika Ekonomi

    Sebagai desa terpadat di kecamatannya, Jatisawit menunjukkan dinamika ekonomi yang tinggi, ditopang oleh sektor jasa (kesehatan), perdagangan dengan adanya Pasar Wage, dan pertanian lahan basah

  • Inisiatif Sosial dan Budaya

    Desa ini secara aktif membangun identitasnya melalui kegiatan seperti Jatisawit Mural Festival dan predikat sebagai Kampung Pancasila, menunjukkan adanya modal sosial yang kuat dan visi pembangunan yang inklusif

Pasang Disini

Terletak strategis di jalur vital Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Desa Jatisawit menampilkan wajah sebuah wilayah perdesaan yang bertransformasi menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial yang dinamis. Jauh dari citra desa agraris semata, Jatisawit telah berkembang menjadi nodus penting dalam penyediaan layanan kesehatan dan pendidikan di koridor selatan Brebes. Dengan kepadatan penduduk tertinggi di kecamatannya, desa ini menyimpan beragam potensi mulai dari sektor jasa, perdagangan, hingga inovasi sosial budaya yang menjadikannya salah satu desa paling berpengaruh di kawasan ini. Profil Desa Jatisawit Bumiayu tidak hanya berbicara mengenai angka, tetapi juga tentang geliat masyarakatnya yang terus bergerak maju.

Keberhasilan desa ini dalam mengelola potensinya tercermin dari berbagai inisiatif pembangunan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa yang progresif, Jatisawit secara konsisten mengukuhkan perannya sebagai penopang utama bagi wilayah sekitarnya. Keberadaan fasilitas publik berstandar regional, kegiatan ekonomi yang hidup, serta semangat gotong royong warganya menjadi pilar utama yang menopang kemajuan desa ini. Fakta ini menjadikan Jatisawit sebuah contoh nyata bagaimana sebuah desa mampu mengoptimalkan sumber dayanya untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan.

Geografi dan Demografi: Wilayah Padat nan Strategis

Secara geografis, Desa Jatisawit memiliki posisi yang sangat strategis di Kecamatan Bumiayu. Berdasarkan Peraturan Bupati Brebes Nomor 90 Tahun 2020 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa, wilayah Jatisawit terdefinisi dengan jelas. Di sebelah utara, desa ini berbatasan langsung dengan Desa Kalierang. Di sisi timur, batasnya bersinggungan dengan Desa Negaradaha. Sementara itu, di sebelah selatan, wilayahnya berbatasan dengan Desa Pagojengan dan Desa Taraban, yang keduanya masuk dalam administrasi Kecamatan Paguyangan. Adapun di sebelah barat, Desa Jatisawit berbatasan dengan Desa Laren. Penetapan batas yang jelas ini menjadi dasar penting bagi perencanaan tata ruang dan administrasi pemerintahan desa.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes dalam publikasi "Kecamatan Bumiayu dalam Angka 2024", Desa Jatisawit tercatat memiliki populasi sebanyak 9.108 jiwa pada tahun 2023. Angka ini terdiri dari 4.607 penduduk laki-laki dan 4.501 penduduk perempuan, menunjukkan rasio jenis kelamin yang cukup seimbang. Hal yang paling menonjol dari data demografi ini ialah tingkat kepadatan penduduknya. Dengan angka mencapai 3.960 jiwa per kilometer persegi, Jatisawit merupakan desa terpadat di seluruh Kecamatan Bumiayu.

Berdasarkan data populasi dan kepadatan tersebut, dapat diestimasikan bahwa luas wilayah Desa Jatisawit yakni sekitar 2,30 kilometer persegi. Kepadatan yang tinggi ini menandakan konsentrasi pemukiman dan aktivitas ekonomi yang intensif. Sebagian besar lahan di Jatisawit dimanfaatkan untuk pemukiman penduduk, fasilitas publik dan area komersial. Meskipun demikian, desa ini masih mempertahankan sebagian lahannya untuk sektor pertanian, terutama sawah irigasi teknis yang menjadi salah satu penopang ketahanan pangan lokal. Tingginya angka populasi dan kepadatan ini menjadi tantangan sekaligus potensi besar bagi pemerintah desa dalam merancang program pembangunan yang efektif dan merata.

Pemerintahan dan Layanan Publik

Roda pemerintahan di Desa Jatisawit berjalan secara dinamis di bawah kepemimpinan pemerintah desa yang aktif mendorong kemajuan. Berdasarkan catatan pemberitaan hingga pertengahan tahun 2023, jabatan Kepala Desa Jatisawit diemban oleh Dedi Susilo Wibowo, S.Pd. Di bawah kepemimpinannya, pemerintah desa menunjukkan komitmen kuat dalam program pembangunan fisik maupun non-fisik. Keterlibatan desa dalam program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) menjadi salah satu bukti nyata sinergi antara pemerintah desa, TNI, dan masyarakat dalam membangun infrastruktur vital seperti jalan dan sarana umum lainnya.

Dalam sebuah kesempatan saat sosialisasi program TMMD, Kepala Desa Dedi Susilo Wibowo menekankan pentingnya partisipasi warga. "Kegiatan TMMD di Desa Jatisawit ini merupakan harapan dan keinginan masyarakat yang sudah sejak lama menginginkan kemudahan akses jalan serta efektivitas waktu pada saat mobilisasi antar pedukuhan," ujarnya, menyoroti bahwa pembangunan yang dilakukan merupakan aspirasi langsung dari bawah. Komitmen ini juga terlihat dalam penyaluran bantuan sosial, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa, yang dilaksanakan secara transparan dan tepat sasaran untuk membantu warga yang membutuhkan.

Sektor layanan publik, khususnya kesehatan, menjadi keunggulan utama Desa Jatisawit. Desa ini menjadi rumah bagi beberapa fasilitas kesehatan berskala regional yang tidak hanya melayani warga Jatisawit tetapi juga masyarakat dari kecamatan-kecamatan sekitar. Rumah Sakit Umum (RSU) Muhammadiyah Siti Aminah dan RS Umum Dera As-Syifa merupakan dua institusi kesehatan besar yang berlokasi di dalam wilayah administrasi desa. Keberadaan rumah sakit ini menjadikan Jatisawit sebagai pusat rujukan kesehatan di Brebes bagian selatan. Di bidang pendidikan, desa ini juga dilengkapi dengan sarana yang memadai di tingkat dasar, termasuk beberapa Sekolah Dasar Negeri seperti SD Negeri Jatisawit 02 dan SD Negeri Jatisawit 04 yang menjadi fondasi pendidikan bagi generasi muda setempat.

Potensi Ekonomi dan Pembangunan

Perekonomian Desa Jatisawit ditopang oleh tiga pilar utama yang saling melengkapi, yaitu sektor jasa, perdagangan, dan pertanian. Sektor jasa, terutama yang berkaitan dengan kesehatan, merupakan motor penggerak ekonomi yang paling signifikan. Berdirinya RSU Muhammadiyah Siti Aminah dan fasilitas kesehatan lainnya secara otomatis menciptakan efek ganda (multiplier effect) yang luas. Ribuan tenaga kerja terserap, mulai dari tenaga medis profesional hingga staf pendukung. Di sekitar pusat-pusat kesehatan ini, tumbuh subur berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seperti warung makan, apotek, toko kelontong, hingga penyedia jasa penginapan dan transportasi. Aktivitas ekonomi ini berjalan selama 24 jam, menjadikan Jatisawit sebagai wilayah yang tidak pernah tidur.

Sektor perdagangan juga memegang peranan krusial. Salah satu ikon perdagangan lokal ialah Pasar Wage, sebuah pasar tradisional yang hanya beroperasi pada hari pasaran Wage dalam kalender Jawa. Pada hari tersebut, pasar ini menjadi pusat transaksi jual beli berbagai komoditas, mulai dari hasil bumi, sandang, hingga ternak, yang menarik pedagang dan pembeli dari berbagai desa di sekitarnya. Keunikan pasar ini tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga sosial, sebagai ajang interaksi masyarakat. Selain pasar tradisional, keberadaan toko-toko modern dan sentra komersial di sepanjang jalan utama desa turut memperkuat denyut nadi perekonomian Jatisawit.

Meskipun wilayahnya padat oleh pemukiman dan area komersial, sektor pertanian tetap bertahan sebagai bagian penting dari struktur ekonomi desa. Lahan sawah beririgasi teknis yang masih terhampar di beberapa bagian desa menjadi bukti bahwa pertanian tetap menjadi sumber penghidupan bagi sebagian warga. Komoditas utama yang dihasilkan ialah padi, yang hasilnya berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan lokal. Pemerintah desa dihadapkan pada tantangan untuk menjaga keseimbangan antara laju pembangunan fisik dan pelestarian lahan pertanian produktif agar ketahanan pangan tetap terjamin di masa depan.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Masyarakat Desa Jatisawit dikenal memiliki kehidupan sosial yang dinamis dan semangat kebersamaan yang tinggi. Hal ini tercermin dari berbagai inisiatif dan kegiatan yang lahir dari partisipasi warga. Salah satu tonggak penting dalam pembangunan karakter sosial desa ialah penyelenggaraan "Jatisawit Mural Festival" pada tahun 2022. Acara ini tidak hanya menjadi wadah ekspresi kreativitas seni bagi para pemuda dari berbagai daerah, tetapi juga menjadi momentum untuk membangkitkan kembali semangat dan perekonomian warga pasca-pandemi. Festival ini berhasil mengubah dinding-dinding kusam menjadi kanvas penuh pesan moral dan keindahan.

Inisiatif ini mendapatkan apresiasi langsung dari Pemerintah Kabupaten Brebes, yang turut meresmikan sebuah ikon baru bernama Bong Mural Jatisawit Sejati (BMJS). Bupati Brebes saat itu, Idza Priyanti, menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan wujud implementasi Jatisawit sebagai Kampung Pancasila. "Desa Jatisawit menjadi salah satu Kampung Pancasila yang diharapkan menjadi percontohan desa-desa lainya di Kabupaten Brebes. Seperti tidak bergaya hidup mewah, menghargai hasil karya orang lain dan tidak diskriminatif," ungkapnya. Predikat sebagai Kampung Pancasila menegaskan bahwa nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan gotong royong hidup dan dipraktikkan dalam keseharian masyarakat Jatisawit.

Selain inovasi budaya modern, Jatisawit juga menghormati sejarah perjuangan bangsa, yang dibuktikan dengan adanya Taman Makam Pahlawan di wilayahnya. Keberadaan makam ini menjadi pengingat abadi bagi generasi muda akan jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan. Dengan perpaduan antara inovasi budaya, penguatan nilai-nilai sosial, dan penghargaan terhadap sejarah, Desa Jatisawit berhasil membangun fondasi sosial yang kokoh. Modal sosial ini menjadi aset tak ternilai yang mendukung setiap langkah pembangunan desa, memastikan bahwa kemajuan fisik berjalan selaras dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan keharmonisan warganya.